Saturday, 28 April 2018

“Bezoek” ala keluarga raja di Koningsdag Groningen

Apa yang terjadi bila raja ulang tahun  dan bagaimana kemeriahan kota Groningen menjadi begitu oranye menyambut kedatangan  raja beserta keluarganya ? Simak catatan bezoek raja di kota paling ujung utara Belanda ini.


Perayaan ulang tahun raja (Willem-Alexander) tahun 2018 ini terasa lebih istimewa mengingat belum tentu setahun sekali raja beserta keluarganya mendatangi kota ini. Kemeriahan pesta disepanjang jalan, panggung-panggung hiburan, karnaval dan bazaar barang secondhand (vrijmarkt) dilakukan dalam dua hari ini. Hampir semua toko  memajang barang-barang serba oranye. Bendera triwarna selalu dipasangkan dengan pita oranye diatasnya berkibar dimana-mana.



Perayaan Koningsdag (hari raja) sendiri merupakan perayaan ulang tahun raja yang berkuasa saat ini. Meski sebagai hari libur nasional, tapi tanggalnya tidak tetap,  tergantung kapan lahirnya raja tersebut. Kalau saat ini dirayakan setiap tanggal 27 April. Tidak hanya tanggalnya saja, bahkan sebutan untuk perayaan tersebut juga tidak tetap, kalau yang berkuasa saat itu perempuan atau ratu tentu sebutannya juga beda, koninginsdag atau hari ratu.

Perayaan tahun ini - 2018 - di Groningen sangat meriah, karena tidak lain Raja beserta keluarga menyempatkan “blusukan” menemui warga Groningen. Rute perjalanan dimulai dari Prinsenhof dan berakhir di alun-alun vismarkt. Tidak lebih dari satu kilometer sebenarnya, sekitar tujuh menit jalan kaki, tapi karena jalannya dibikin muter-muter maka dua jam nyampainya. 


Meski kami sudah berangkat pukul 10 pagi, ternyata lokasi “jalan-jalannya”raja tersebut sudah dipenuhi manusia dengan segala atributnya yang bernuansa oranye. Dibatasi dengan pagar-pagar besi serta penjagaan dari pihak kepolisian, centrum kota Groningen benar-benar menjadi lautan manusia. Di beberapa titik perhentian keluarga raja tersebut akan bertemu dengan beberapa warga kehormatan kota Groningen seperti Ben Fieringa (peraih penghargaan Nobel 2016), Ronald Koeman (mantan pemain dan Pelatih timnas sepak bola sekarang) dan group band asal belanda yang nge-hits saat ini: Kensington.




Walaupun sebagian besar merayakan sukacita, namun tampak beberapa orang yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap monarkhi yang telah berjalan berabad-abad tersebut. Hal ini tampak lumrah bagi warga Belanda, sebagai bentuk demokrasi menghargai pendapat yang berbeda. Beberapa warga lebih memilih untuk tidak peduli terhadap aktivitas ulang tahun raja. Tetapi, ada juga yang peduli menghadiri pesta rakyat tersebut, dengan protes ketidaksetujuan terhadap monarkhi yang telah berjalan kurang-lebih empat abad itu.

Demikian catatan kemeriahan kota Groningen merayakan ulang tahun rajanya. Bila mengunjungi Belanda pada bulan April, pastikan dalam agenda kalian untuk berbagi sukacita menyaksikan kemeriahan koningsdag. Bedankt! (Tj)




Mengapa Warna Oranye Dominan di Belanda?


Warna oranye begitu dominan di negeri Belanda. Mulai dari jersey timnas sepak bola hingga setiap rumah abila mengibarkan bendera merah-putih-biru, pada bagian atasnya akan dikibarkan pula pita berwarna oranye. Pada Koningsdag - hari ulangtahun raja- bahkan, bendera tri warna tersebut akan berdampingan dengan bendera warna oranye.



Kenapa warga memilih warga oranye, bukannya bendera belanda berwarna merah, putih dan biru? Asal usul warna oranye tidak lain karena raja yang berkuasa di Belanda sejak jaman abad limabelas hingga saat ini merupakan keturunan dari keluarga “Oranje - Nassau”.  Dimulai dari adanya pernikahan antara  pewaris tahta kerajaan Nassau (yaitu Hendrik van Nassau III) dengan perempuan dari kota  Breda. Mereka kemudian menguasai kerajaan Orange di Prancis. Suratan nasib berbicara, anak dari  raja Hendrik ini tidak mempunyai keturunan hingga akhirnya tahta jatuh kepada keponakan laki-lakinya yaitu Willem van Nassau atau lebih banyak dikenal sebagai Willem van Oranje. Dan raja yang bertahta saat ini adalah keturunan Willem van oranje.

Willem van oranje sendiri dianggap sebagai pendiri persatuan provinsi-provinsi di Belanda setelah melakukan pemberontakan terhadap Spanyol yang berkuasa saat itu. Perang melawan  klan  Spanish habsburg tersebut berjalan kurang lebih selama delapan tahun (1568-1648). Pada tahun 1580, dia memproklamasikan kemerdekaannya dari raja Spanyol. Empat tahun kemudian, tepatnya tahun 1584, proklamator kemerdekaan ini dibunuh oleh Balthasar Gerard dengan menembakkan pistolnya sebanyak dua kali di kota Delft. (Tj)


Praktik Baik Vaksinasi yang Inklusif dan Aksesibel bagi Penyandang Disabilitas

oleh  Buyung Ridwan Tanjung Vaksin COVID-19 kini menjadi kebutuhan penting masyarakat. Untuk itu, baik pemerintah dan masyarakat sipil bahu ...