Apa yang terjadi bila raja ulang tahun dan bagaimana kemeriahan kota Groningen menjadi begitu oranye menyambut kedatangan raja beserta keluarganya ? Simak catatan bezoek raja di kota paling ujung utara Belanda ini.
Perayaan ulang tahun raja (Willem-Alexander)
tahun 2018 ini terasa lebih istimewa mengingat belum tentu setahun sekali raja
beserta keluarganya mendatangi kota ini. Kemeriahan pesta disepanjang jalan,
panggung-panggung hiburan, karnaval dan bazaar barang secondhand (vrijmarkt) dilakukan dalam dua hari ini.
Hampir semua toko memajang barang-barang
serba oranye. Bendera triwarna selalu dipasangkan dengan pita oranye diatasnya
berkibar dimana-mana.
Perayaan Koningsdag (hari raja)
sendiri merupakan perayaan ulang tahun raja yang berkuasa saat ini. Meski sebagai
hari libur nasional, tapi tanggalnya tidak tetap, tergantung kapan lahirnya raja tersebut. Kalau
saat ini dirayakan setiap tanggal 27 April. Tidak hanya tanggalnya saja, bahkan
sebutan untuk perayaan tersebut juga tidak tetap, kalau yang berkuasa saat itu
perempuan atau ratu tentu sebutannya juga beda, koninginsdag atau hari ratu.
Perayaan tahun ini - 2018 - di
Groningen sangat meriah, karena tidak lain Raja beserta keluarga menyempatkan
“blusukan” menemui warga Groningen. Rute perjalanan dimulai dari Prinsenhof dan berakhir di alun-alun vismarkt. Tidak lebih dari satu
kilometer sebenarnya, sekitar tujuh menit jalan kaki, tapi karena jalannya
dibikin muter-muter maka dua jam nyampainya.
Meski kami sudah berangkat pukul
10 pagi, ternyata lokasi “jalan-jalannya”raja tersebut sudah dipenuhi manusia
dengan segala atributnya yang bernuansa oranye. Dibatasi dengan pagar-pagar
besi serta penjagaan dari pihak kepolisian, centrum kota Groningen benar-benar
menjadi lautan manusia. Di beberapa titik perhentian keluarga raja tersebut
akan bertemu dengan beberapa warga kehormatan kota Groningen seperti Ben Fieringa (peraih penghargaan Nobel 2016),
Ronald Koeman (mantan pemain dan Pelatih
timnas sepak bola sekarang) dan group band asal belanda yang nge-hits saat
ini: Kensington.
Baca pula: "Legenda keluarga Koeman di Groningen"
Walaupun sebagian besar merayakan
sukacita, namun tampak beberapa orang yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap
monarkhi yang telah berjalan berabad-abad tersebut. Hal ini tampak lumrah bagi warga Belanda, sebagai bentuk demokrasi menghargai pendapat yang berbeda. Beberapa warga lebih memilih untuk tidak peduli terhadap aktivitas ulang tahun raja. Tetapi, ada juga yang peduli menghadiri pesta rakyat tersebut, dengan protes ketidaksetujuan terhadap monarkhi yang telah berjalan kurang-lebih empat abad itu.
Demikian catatan kemeriahan kota Groningen merayakan ulang tahun rajanya. Bila mengunjungi Belanda pada bulan April, pastikan dalam agenda kalian untuk berbagi sukacita menyaksikan kemeriahan koningsdag. Bedankt! (Tj)