Monday 1 November 2021

LUXEMBURG, Negara dengan Transportasi Publik yang Superb


 dipublikasikan 01 Januari 2019

 

Tips pertama bagi keluarga 'backpacker' mengunjungi negara ini adalah; pergunakan transportasi umum kemanapun anda pergi!


 

Mengunjungi negara Luxemburg beserta tempat-tempat indah di sekitar negara ini, terutama bagi anda keluarga backpacker, biaya transportasi memegang peran penting. Dibandingkan dengan negara-negara di uni-eropa lainnya, sistem transportasi ini bisa terbilang superb, luarbiasa. Biaya perjalanan dengan transportasi umum (Kereta api, tram, bis) per 2 jamnya adalah €2. Namun saya menyarankan belilah tiket harian (a day ticket) yang hanya €4 berlaku hingga jam 4 pagi hari berikutnya. Bagi rombongan keluarga, tentu akan sangat menghemat. Bagi yang punya anak/pelajar, tidak perlu beli tiket alias gratis. Menariknya lagi, usia anak disini adalah hingga berusia 20 tahun. Anda bisa bayangkan betapa menghematnya ongkos perjalanan menjelajahi satu negara dalam satu hari. Kami sekeluarga, empat orang,  hanya membutuhkan € 8 (setara 133 ribu rupiah, saat ini) keliling satu negara dalam satu hari.



trem - moda transportasi terbaru


Trem dan bis umum relatif aksesibel dan dijaga kebersihannya. Bis umum dan trem mudah diakses bagi siapapun. Disediakan tempat-tempat khusus bagi kelompok prioritas seperti pengguna kursi roda, usia lanjut dan ibu hamil. Di negara ini, trem adalah moda transportasi yang baru. Hanya ada satu jalur trem yang membelah negara ini. Pada malam hari, anda akan terhibur dengan warna-warni cahaya didalam trem ini yang super bersih dari coretan-coretan vandalism. Pada hari-hari tertentu, baik bis maupun trem akan digratiskan. jangan lupa pergunakan aplikasi transportasi lokal untuk memudahkan perjalanan ini, yaitu: mobiliteit.lu biar tidak tersesat bila menuju tempat tertentu.



Funiculaire - kereta penghubung antara stasiun atas dan bawah

 

Mengingat luxemburg ini adalah negara yang berbukit-bukit, antara stasiun bagian atas (biasanya untuk tram dan bis) dengan stasiun bagian bawah (kereta api) dihubungkan dengan Funiculaire yang akan mengantar kita turun-naik bukit per tiga menitnya. Jangan lupa sempatkan ambil gambar dalam funiculaire ini, ada kaca besar untuk melihat-lihat pemandangan desa dibawahnya. 

 



 

Kereta api juga tersedia, akan menghubungkan antara kota-kota yang tidak terjangkau oleh tram maupun menuju negara lain. Ada keistimewaan dalam kereta api ini dibandingkan dengan negara-negara uni eropa lainnya. Yaitu tersedianya toilet di tiap ujung gerbong. Hal ini cukup memudahkan bagi para penumpang apabila sudah kebelet....

 

Luxemburg (kota)

Hari kedua setelah kedatangan kami di luxemburg adalah mengunjungi Ville Houte. Desa ini terletak di puncak bukit. Pemandangan luxemburg dari atas disertai dengan pemandangan benteng dan jembatan romawi  akan memberikan pengantar kepada kita bahwa luxemburg sebagai kota tua peninggalan masa romawi.




Pemandangan dari Ville Houte

 

 

Vianden

 

Kota Vianden terkenal dengan kastilnya yang terletak diatas bukit. Dari kota Luxemburg kita Terletak ke arah selatan kota Luxemburg, Chateau de Vianden merupakan petilasan ziarah suci santo Yakobus di Eropa. Jalan menuju kastil ini cukup terjal, namun tidak perlu cemas. Di dalam kastil, yang dibangun sejak jaman Romawi kuno ini, kita akan disuguhi berbagai barang peninggalan keluarga bangsawan yang pernah tinggal di tempat itu. Sedangkan bagi anda yang tertarik membawa souvenir dari kunjungan di kastil ini, perlu saya ingatkan untuk membayar dengan uang cash. Mereka menerima pembayaran dengan kartu tapi harga barangnya akan menjadi dua kali lipat. Meski anda punya kartu debit keluaran eropa, tetap saja kena charge yang lumayan tinggi. Oleh karena itu, ada baiknya tanyalah terlebih dahulu apabila akan melakukan transaksi di  kota ini. Pemandangan di Vianden sangat indah dengan sungai yang membelah diantaranya.




Chateu de Vianden


Kota kecil ini sempat menjadi pelarian Victor Hugo, penulis terkenal "Les Miserables"dan "Hunchback of Notredame", akibat diusir oleh pemerintah Belgia. Penginapan tempat tinggal dia beserta keluarganya saat ini dijadikan hotel. Di tepi sungai Vianden, kita bisa pula mengunjungi museum Victor Hugo dimana terdapat peninggalan dan manuscript puisi-puisinya.



victor hugo museum




Pastikan pula menikmati grill steak yang menjadi khas kota ini. Restauran-restauran di kota ini pada umumnya menjual steak secara kiloan, dari 150 gram hingga lebih dari setengah kilo. Porsi yang mereka jual umumnya porsi besar untuk ukuran perut orang Asia. Satu porsi bisa berbagi dengan satu orang lainnya. Harganya relatif sama dengan kota-kota di eropa lainnya kisaran €20. Restauran grill steak yang cukup terkenal adalah Auberge Aal Veinen "Beim Hunn". Sayangnya, pada saat kunjungan kami restaurant tersebut telah tutup karena liburan. Kami menjajal restaurant lain yang menurut rumus backpacker adalah mengunjungi restauran yang paling banyak pengunjungnya. Akhirnya kami bisa menikmati grill steak khas Vianden yang memang enak, empuk dan kaya rempah. Nilai lebih makan di Auberge de l'our adalah pemandangan indah diatas sungainya. 



Pemandangan diatas sungai di vianden

 

Trier

Kota Trier ada di Negara Jerman namun cukup dekat dengan kota Luxemburg ke arah utara. Sekitar satu jam perjalanan dengan bus. Kota trier dikenal sebagai kota yang masih melestarikan peradaban romawi kuno. Memasuki kota trier memang serasa memasuki kota romawi tahun 300-an masehi.



Porta Nigra (Black Gate) dibangun abad 4 Masehi.


Basilica Konstantine merupakan favorit kunjungan para wisatawan. Meski dibangun era Kaisar Konstantine, namun terus diperbarui hingga sekarang.




Basilica of Constantine


Kota ini disamping sebagai kota "world heritage - UNESCO" juga merupakan tempat ziarah agama Katolik. Di Cathedral of Trier ini, disemayamkan jubah Yesus yang masih utuh yang merupakan warisan dari Santa Helena, ibu dari Kaisar Konstantine yang bertahta saat itu.



Altar tempat jubah Yesus disemayamkan dalam Kathedral Trier


Kota Trier yang sarat dengan sejarah Romawi kuno juga merupakan tempat kelahiran filosofis terkenal, Karl Marx. Rumah tempat kelahirannya ini sekarang dijadikan museum Karl Marx.



Karl Marx Museum

 

Mengunjungi kota Trier tidak lengkap bila tidak mencicipi kuliner serba kentang khas trier. Dilengkapi dengan berbagai menu, Kartoffel Restauran Kiste, sang juara untuk perjalanan keluarga backpacker kali ini. Dengan harga kisaran € 8 - 10, kita sudah dapat menu besar dengan kentang dan daging yang melimpah. Restaurant yang terletak di tengah kota ini tidak pernah sepi pengunjung. Pengunjung akan antri untuk mendapatkan kursi. Restaurant ini tidak melayani pembayaran dengan kartu apapun. Maka, siapkan uang cash terlebih dahulu untuk mencicipi pelbagai menu lezat di restauran ini. Salam dari kami, keluarga backpacker. (BRT)

 


 


 

No comments:

Post a Comment

Praktik Baik Vaksinasi yang Inklusif dan Aksesibel bagi Penyandang Disabilitas

oleh  Buyung Ridwan Tanjung Vaksin COVID-19 kini menjadi kebutuhan penting masyarakat. Untuk itu, baik pemerintah dan masyarakat sipil bahu ...