Saturday, 9 June 2018

Kuda om Lukas, simbolnya kota Groningen.

Hampir semua kota di dunia ini mempunyai simbol. Simbol yang unik ternyata juga dimiliki oleh Kota Groningen. Selain Menara Martini, kota ini juga punya simbol yaitu seekor kuda, lebih tepatnya kudanya Om Lukas.


Sebuah catatan Historiek yang mengangkat judul “Het Peerd van Ome Loeks – Symbool van Groningen” menjelaskan asal-usul  mengapa kota Groningen menjadikan kuda ini sebagai symbol. Sebenarnya kuda ini terlebih dahulu disebut-sebut namanya dalam lagu tradisional warga Groningen sekitar tahun 1900-an. Sebuah lagu yang menceritakan kejadian tragis kematian seekor kuda oleh pemiliknya, namun dinyanyikan dengan ketukan dan nada riang gembira ala anak-anak menyambut sinterklas.
Kuda om Lukas di Stationplein Groningen

Meski tidak menyebut namanya secara lengkap siapa “loeks”itu, tapi diduga “loeks”adalah nama panggilan dari Lukas "Loeks" van Hemmen  yang hidup tahun 1876 hingga 1955. Lukas memiliki bar “De Slingerij” di Groningen. Sebagaimana orang kaya di kota, dia juga memiliki kuda pacu yang bernama Appelon. Suatu hari, kuda tersebut menendang perawatnya hingga cedera. Saking marahnya, dipukulah kuda tersebut oleh Lukas dengan kayu hingga mati beberapa hari kemudian. Pada saat mayat kuda tersebut diangkat dan hendak dikuburkan, beberapa anak laki-laki menyanyikan sebuah lagu karangan mereka sendiri dengan irama sebagaimana ketika anak-anak menyambut kedatangan sinterklas. Lagu itulah yang kemudian diberi judul Het Peerd van Ome Loeks yang berarti ’kudanya om Luks’.
Kuda om Lukas di samping Katedral St. Joseph Groningen


 Patung peringatan terhadap kuda ini dan sekaligus  sebagai simbol kota Groningen dapat ditemui di dua tempat yaitu di depan stasiun kereta api Groningen HS dan satu lagi disamping gereja kathedral St. Joseph Groningen. Patung kuda di stationsplein dirancang oleh Jaan de Baat (1921-2010) sedangkan disamping kathedral dirancang oleh Wladimir de Vries (1917-2001). Ada cerita menarik disaat peresmian patung kuda dengan om loeks tahun 1959, seorang anggota dewan kota menolak peresmian ini demikian pula halnya dengan pihak perguruan tinggi juga menganggap tidak etis merayakan kematian seekor kuda secara tragis menurut lagu yang terkenal. Berikut sebuah video dua menit tentang penampilan dua patung kuda symbol kota Groningen dibawah ini. Totzien!(BRT)


1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Praktik Baik Vaksinasi yang Inklusif dan Aksesibel bagi Penyandang Disabilitas

oleh  Buyung Ridwan Tanjung Vaksin COVID-19 kini menjadi kebutuhan penting masyarakat. Untuk itu, baik pemerintah dan masyarakat sipil bahu ...