Utrecht, mungkin sudah berulangkali kami sekeluarga mengeksplore kota ini. Tapi baru kali ini kami menjelahi Oudegracht (=kanal tua) yang dikelilingi bangunan-bangunan abad pertengahan yang masih terawetkan hingga sekarang, melalui perahu. Sebuah pelajaran baru, bagaimana peradaban orang utrecht menata kotanya sepanjang kanal sejak dulu.
Utrecht, wis kerep sak keluargo mlaku-mlaku ing kutho iki. Nanging lagi saiki, numpak prau lewat oudegracht sing diubengi bangunan-bangunan abad pertengahan sing isih awet tekan saiki. Pelajaran sing iso dipethik seko iki, piye carane kabudayan wong utrecht noto kutho pinggir kanal kawit jaman mbiyen.
Penelusuran kota utrecht dimulai melalui oudegracht dibawah jembatan visbrug. Oudegracht sendiri sebenarnya dulu adalah cabang utama sungai Rhine. Karena sering banjir, maka sejak abad pertengahan dibangun kanal-kanal hingga abad ke sembilan belas. Tembok-tembok kanal inilah yang kemudian dimanfaatkan menjadi berbagai bangunan dan diatasnya sebagai jalan raya. Bangunan-bangunan tersebut seperti berbentuk seperti gua yang memang berada dibawah tanah yang sebagian terhubung dengan bangunan diatasnya. Rumah, kafe, gudang hingga pabrik bir banyak memanfaatkan tempat tersebut. Pinggir kanal selalu dibatasi dengan trotoar, baru kemudian bangunan -bangunan yang terletak dibawah jalan raya. Berikut dibawah ini sebuah video pemandangan kota utrecht sepanjang oudegracht.
Prau mulai mlaku diwiwiti seko oudegracht neng ngisor visbrug. Oudegracht kui sajatine mbiyen kali Rhine. Amergo kerep banjir, mulo kui dibangin kanal tekan abad ke-19. Tembok-tembok kanal iki terus digunakake dadi bangunan lan ndhuwure didadekno dalan gedhe. Omah, kafe, gudang lan pabrik bir migunakake panggonan kui. Bangunan-bangunan kui koyo guo sing ning ngisor lemah lan sambung karo bangunan utowo omah neng ndhuwure. Pinggire kanal biasane diwatesi karo dalan cilik. Ing ngisor iki ono video pemandangan kutho utrecht turut Oudegracht.
Lama perjalanan 'boat trip' di kota utrecht kurang lebih satu jam dengan membayar sekitar sebelas euro/orang. Ticket box terletak disamping minimarket 'Albert Heijn to go'. Sebuah nasihat dari kawan lokal, untuk memilih tempat duduk bagian kiri lambung kapal. Karena posisi itulah yang akan mendapatkan pemandangan lebih banyak tentang kota ini. Disamping itu berusahalah menempati posisi antrian paling depan ketika akan memasuki kapal. Karena nantinya bisa memilih tempat duduk di bagian yang tidak mempunyai atap, sehingga memudahkan anda untuk mengambil gambar-gambar dan merasakan kesejukan angin di musim panas ini. Selamat mencoba!
Suwene numpak 'boat trip' neng Utrecht iki kurang luwih sak jam, mbayare luwih-kurang sewelas euro sak uwong. Tuku tikete neng 'ticket box' jejere AH togo. Koncoku ngandhani nek lingguh mengko miliho sisih kiwo amergo luwih akeh pemandangane. Terus nek antri mlebu kapal sak iso mungkin paling ngarep supoyo iso milih lingguh paling mburi kapal sing ora ono tutupe. Ben iso foto-foto karo ngrasakke semilire angin Zomer. Cobanen! (BRT)
No comments:
Post a Comment